Celoteh Dini Hari Mengenai MCC

Dariku yang sekadar mengalami lebih dulu dan belum tentu lebih tahu, kepada engkau yang lebih muda dan berdaya

“Menghitung hari” ujar penyair di sana. Ya, memang kesempatan kita untuk berpeluh di medan latihan agar tak “berdarah” di medan perjuangan yang akan kita jajaki beberapa hari lagi.

Aku sadar betul, bahwa bukan siapa-siapa di sini. Aku sungguh berbeda dengan pelatih hebat di sana. Bahkan perihal pola latihan yang baik pun belum sepenuhnya aku paham dan setuju.

Tetapi, izinkanlah kakak yang dua tahun lalu mengalami hal yang sedang kau kerjakan ini membagi sedikit apa yang ia rasa ketahui.

MCC adalah satu tools dalam membangun diri sekaligus memberi arti terhadap waktu-waktu dalam masa kuliahmu. MCC juga bisa menjadi ajang untuk memberi sumbangsih terhadap keilmuan umat Islam. Ada pepatah indah yang berbunyi “Apabila bekerja keras adalah ibadah, maka menjadi juara adalah dakwah”. Soal niat dan kinerja, siapa yang tahu? Karena itu, publik butuh sesuatu yang lebih terkuantifikasi. Misalnya urutan juara.

Oleh karena itu, kawan-kawan sekaligus adik-adikku, berusahalah semampu yang kau bisa. Paksa dirimu melewati batas yang kau rasa selama ini ada! Buka gembok yang menghalangimu untuk bisa!

Yang ku minta: Usaha!

Ada sedikit cerita yang mau ku bagi mengenai label juara. Suatu hari di seputar bulan April 2012, seorang pelatih sedang mengumpulkan kami para anggota tim MCC KMFH 2012 untuk ditanyai mengenai motivasi. Hampir semua menjawab (paling tidak, salah satu) motivasinya adalah untuk menjadi juara satu. Aku bilang “hampir semua” karena ada satu orang yang menjawab “niatku bukan menjadi juara satu”. Orang itu adalah aku.

Walaupun jawaban nyeleneh itu berujung kepada dakwaan (atau mungkin dampratan) kepadaku bahwa aku adalah orang yang “menggembosi” semangat tim, hingga hari ini aku masih yakin bahwa jawabanku saat itu patut dianggap benar.

Buatku, juara satu bukanlah parameter (utama) keberhasilan tim ini. Apabila parameter keberhasilannya adalah juara, maka artinya ketika tim ini tidak diberi gelar tersebut hancur sia-sialah proses 2 bulan yang penuh peluh ini. Gagal tiada sisa. Bagiku, pelajaran hidup mengenai persahabatan dan kerja bersama adalah yang utama. Proses, Bung!

Walaupun tidak berminat untuk mengejar gelar juara, bukan berarti usaha kami grade dua. Kami tetap berusaha dan berlatih layaknya sebuah tim yang sudah pasti diberi gelar juara pertama, karena begitu tangguhnya berusaha.

 

Sedikit Teknik

Bagaimana bentuk konkret dari berperforma layaknya sang juara? Paling tidak ada satu hal yang paling awal perlu ditanamkan: sikap! Attitude!

Saya sepakat betul terhadap metode salah seorang pelatih kami dulu, dalam membuat tim serius berlatih. Ia menekankan bahwa ketika latihan dimulai, maka lupakanlah segala hal yang ada di luar sidang. Anggap dirimu seseorang yang sedang kau perankan. Jadilah Hakim yang berwibawa dan memperjuangkan keadilan. Jadilah Jaksa yang menekan. Jadilah Penasihat Hukum yang merayu, mendayu, dan mempengaruhi. Serta saksi yang dalam betul menjiwai perannya.

Jangan lupakan peran Petugas Pengadilan dan Kejaksaan, serta Rohaniwan yang kadang dianggap kecil, tetapi apabila mereka terus semangat, bisa-bisa membuat malu para pejabat sidang yang kurang serius latihan.

Entah benar atau salah, aku hanya yakin bahwa hasil itu prerogatif Tuhan. Manusia hanya bisa merencanakan, lalu dijalankan. Maka jalanilah dengan langkah-langkah terbaik kita, keluarga besar KMFH.

Celotehan ini ditulis sambil menatap lekat satu-satu wajah lelah kawan-kawan MCC KMFH 2014. Mayday 2014

***

update:

mcc2014

Hari ini, Senin 5 Mei 2014 Tim Moot Court Competition (MCC) KMFH UGM telah menunjukkan penampilannya. Aku menilai performanya baik. Tak apa bung! Setiap tahun dalam dinamika MCC KMFH UGM pasti ada plus dan minusnya. Penampilan di Gedung I hanyalah satu dari sekian banyak aspek berharga dari proses panjang bernama MCC.

Terus ingat perjuangan kita bersama! Ingatlah juga coach dan kakak-kakak senior dan Pengurus Harian yang berkorban waktu, tenaga (dan bensin) untuk mendukung para pemeran utama menghadirkan penampilan terbaik di sidang. Kita adalah dulur sak lawase, saudara selamanya kawan-kawan! Sekali terpaut oleh tali bernama MCC, jangan pernah kau lepas lagi!

Kalian juaranya Andi, Arief, Farah, Kenita, Dito, Midah, Yunia, Rizka, Angga, Hasna, Pandu, Miko, Wisnu, Arif Bantul, Ageng, Satyo!

Hidup Mahasiswa Indonesia, Viva Justicia, MCC KMFH: Allahu Akbar!!!

Categories: kehidupan bermahasiswa | Leave a comment

Post navigation

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.